Yo Hidup Sehat Kenali gelaja, penyebab dan cara menangani disentri. Diare dan disentri dua keluhan sistem pencernaan yang
sering kali disamaratakan. Padahal, keduanya sangatlah berbeda. Yuk,
cari tahu tentang penyakit ini lebih dalam lewat penjelasan Yo Hidup Sehat berikut ini !
Disentri merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan pembengkakan usus, terutama usus besar.
- Mengenal Disentri
Berasal dari bahasa Inggris (dysentery) merupakan istilah
umum yang mengacu pada sekelompok gangguan saluran pencernaan yang
ditandai dengan pembengkakan usus, terutama usus besar. Ciri-cirinya
sendiri meliputi diare berair, tinja berisi darah maupun lendir, sakit
perut dan kram, serta sensasi tegang pada dubur saat akan mengeluarkan
tinja (tenesmus). Lantas, benarkah diare dan disentri merupakan hal yang
sama? Salah. Nyatanya, tidak semua diare adalah disentri; namun
pasien disentri sudah pasti mengalami diare.
Disentri merupakan penyakit yang masih
sangat umum terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Karena
kebanyakan pasien tidak serta-merta mengonsultasikan kesehatannya ke
dokter atau rumah sakit, jumlah pasti penderita penyakit ini sangatlah
sulit diketahui. Lantas, apa saja penyebab penyakit ini, dan bagaimana
cara menanganinya? Simak terus penjelasan berikut ! Baca Juga Penyebab BAB tidak lancar
- Penyebab Disentri
Perlu diketahui, bahwa dalam praktiknya
biasanya dokter atau tenaga kesehatan menggunakan istilah
‘disentri’ untuk merujuk hanya pada dua jenis saja, yaitu:
- Disentri amuba, atau amebiasis; disebabkan oleh infeksi parasit bersel satu bernama Entamoeba Histolytica.
- Disentri basiler, atau shigelosis; disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.
Nyatanya, penyakit ini tidak terbatas
pada jenis yang disebabkan oleh amuba dan bakteri saja; contoh kasus
lainnya adalah pada bayi dan anak-anak yang umumnya disebabkan oleh
infeksi virus maupun cacing.
- Faktor resiko
Pada umumnya, seseorang menjadi lebih
rentan terkena penyakit ini apabila secara tidak sadar telah menelan
sesuatu yang terkontaminasi tinja penderitanya Selain itu, terdapat pula
beberapa faktor risiko lain, seperti:
- Handhygine yang buruk
- Sanitasi yang buruk
- Kurang atau minimnya pasokan air bersih
- Kontak dengan tinja bayi yang sedang menderita disentri
- Mengonsumsi makanan yang disiapkan oleh seorang pengidap penyakit ini
Dilihat dari faktor risiko di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa hal terpenting yang dapat dilakukan agar
terhindar dari penyakit ini adalah dengan mengembangkan kebiasaan
mencuci tangan dengan sabun; khususnya setelah menggunakan kamar mandi,
setelah mengganti popok bayi, sebelum makan, atau sebelum memasak.
Pastikan juga untuk selalu memilih tempat makan (warung, restoran, dsb)
yang terbukti bersih. Jika memang tidak yakin dengan pilihan tempat
makan, maka Anda dianjurkan untuk membawa bekal makanan sendiri.
- Gejala Disentri
Berikut beberapa gejala yang umumnya ditunjukkan pasien 1- 2 hari setelah terinfeksi bakteri atau amuba:
- Sakit perut; utamanya perut sebelah kiri
- Buang air besar encer secara terus menerus, bisa juga disertai dengan keluarnya lendir dan/ataudarah
- Tinja berwarna kehijauan (umumnya terjadi pada kasus disentri yang disebabkan olehh infeksi amuba)
- Muntah-muntah
- Demam
- Sensasi tegang pada dubur saat akan mengeluarkan tinja (tenesmus)
- Sakit kepala
- Pada kasus parah -semisal disentri yang disebabkan oleh infeksi dysentriae-, gejala penyakit akan timbul secara tiba-tiba. Jika tidak segera ditangani, maka hal tersebut dapat mengancam nyawa pasien.
Satu hal yang perlu diketahui adalah
cara membedakan disentri amuba dengan disentri basiler. Secara klinis,
biasanya disentri basiler lebih berat daripada disentri amuba. Inilahh
alasannya mengapa disentri basiler sering disebut dengan lying down dysentri; sedangkan disentri amuba sering disebut dengan walking dysenteri. Catat!
Frekuensi BAB pada disentri basiler bisa mencapai >10 kali/hari.
Selain itu, pasien juga biasanya menunjukkan ciri khusus, yaitu demam
tinggi sebelum/ saat diare serta nyeri dan keram perut hebat.
- Diagnosis
Ingat! Jika Anda atau anggota keluarga
terbukti mengalami diare berdarah atau berlendir selama berhari-hari,
maka segera konsultasikan kesehatan ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Dokter umumnya akan menyarankan pasien
untuk melakukan pemeriksaan tinja demi mengetahui penyebab utama
disentri. Apabila dokter mencurigai amuba sebagai penyebab utamanya,
maka pasien akan diarahkan untuk melakukan tes lanjutan, yaitu
pemeriksaan antibody. Pemeriksaan USG hati juga bisa dilakukan untuk
memastikan ada atau tidaknya abses pada hati yang merupakan salah satu
komplikasi umum disentri amuba.
- Penanganan Disentri
Penanganan penyakit ini secara umum
bertujuan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan komplikasi. Berikut Go
Dok berikan rinciannya:
- Beberapa kasus disentri basiler yang ringan biasanya sembuh dengan sendirinya, asalkan pasien banyak istirahat dan minum air.
- Konsumsi oralit, khususnya untuk pasien yang tergolong dalam rentang usia kanak-kanak dan manula.
- Menghindari konsumsi beberapa jenis minuman, seperti jus buah, susu, kopi, dan minuman bersoda.
- Perbanyak konsumsi makanan padat namun rendah serat hingga frekuensi BAB <5 kali / hari.
- Dokter dapat meresepkan antibiotik untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi bakteri shigella atau amuba.
- Komplikasi
Bila tidak ditangani dengan segera, disentri terbukti dapat memicu timbulnya berbagai komplikasi medis, seperti:
- Gangguan elektrolit, seperti hiponatremi
- Hipoglikemi (kondisi dimana gula darah terlalu rendah)
- Komplikasi saluran cerna, seperti toksik megakolon, prolapse rektal, peritonitis, dan perforasi usus.
- Abses hati
- Kematian akibat kekurangan cairan
Semoga artikel kenali gejala , penyebab dan cara menangani disentri bisa bermanfaat, artikel ini diambil dari beberapa sumber, silahkan share Yo Hidup Sehat
Baca Juga Penyebab BAB tidak lancar