Penyakit kanker serviks ini berlangsung dalam beberapa tahapan, yang
dimulai dari masa tanpa gejala, keputihan, perdarahan, dan rasa nyeri
yang sering dianggap sebagai hal yang biasa saja, karena bisa disebabkan
oleh hal yang lain. Kemudian pada tahap lanjut baru muncul gejalanya
yang jelas dari perubahan sel kanker, berupa perdarahan setelah
aktivitas seksual, atau di antara kedua masa haid.
Angka bertahan hidup dari kanker serviks ini, menurut Prof Suhanto, adalah 5 tahun berdasarkan stadiumnya:
Untuk stadium nol (prakanker)
Dengan sel kanker jinak yang masih kecil pada permukaan dinding serviks, angka bertahan hidup bisa mencapai 100%.
Pada stadium satu (I)
Kanker menempel kuat pada dinding serviks, peluang sembuh 80%.
Stadium dua (II)
Kanker sudah menjalar ke tempat lain (sampai rahim), tetapi belum ke bawah (vagina) peluang sembuh 50-60%.
Stadium tiga (III)
Kanker sudah menyebar ke bagian bawah vagina peluang sembuh 20-30%.
Stadium empat (IV)
Kanker sudah sampai ke organ lain yang jauh seperti anus, ginjal, paru-paru, hati dan tulang peluang sembuhnya 0-5%.
Untungnya, kanker serviks adalah penyakit kanker yang dapat dicegah
bila diketahui keberadaannya lebih dini. Tubuh kita sebenarnya dapat
mengatasi sekitar 70% infeksi, namun karena terdapat banyak jenis virus
tersebut (bila terjadi sering ganti pasangan seks) membuat tubuh tidak
dapat mengatasinya dengan baik.
Yang terpenting adalah mendidik diri sendiri untuk selalu berperilaku
hidup sehat, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi, dan tidak merokok. Bersihkan
organ vital setiap saat dengan tisu, atau mengganti celana dalam minimal
dua kali sehari.
Selain pencegahan, perlu dilakukan langkah-langkah deteksi dini dengan
pap smear dan IVA (inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat), yang
sebaiknya dilakukan secara rutin setahun sekali oleh wanita yang aktif
secara seksual. Kalau dicurigai adanya indikasi positif kanker serviks,
diagnosa dapat diperkuat dengan melakukan tes DNA HPV, dan pemeriksaan
kolposkopi.
Dengan pemeriksaan kolposkopi dapat diketahui adanya
perubahan yang mencurigakan atau kondisi prakanker, sehingga dapat
ditangani secara tuntas.
PENCEGAHAN KANKER SERVIKS
Walaupun kanker serviks merupakan pembunuh nomor satu dari kanker pada
wanita, tetapi jangan takut. "Banyak penderita kanker serviks dapat
bebas sama sekali bila diketahui lebih dini, dan setelah dilakukan
pengobatan dengan sempurna" , kata Prof. DR. Dr. H. Suhanto, SpOG -
Divisi Onkologi Ginekologi Departemen SMF Obstetri dan Ginekologi RSU Dr
Soetomo, Surabaya.
Dari banyak penelitian terungkap, infeksi HPV (Human Papilloma Virus)
lah yang bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. Tidak
semua infeksi virus HPV menyebabkan kanker serviks, infeksi tersebut
dapat menghilang dengan sendirinya karena perlawanan dari sistem
imunitas tubuh. Tetapi beberapa akan menetap dan bisa menyebabkan kanker
serviks.
Deteksi Dini : Kunci Keberhasilan Pengobatan
Kabar baik bagi kaum wanita adalah bahwa penyakit ini dapat dicegah.
Kunci dari upaya pencegahannya adalah pendeteksian dini, sehingga dapat
diberikan pengobatan pada stadium 0 dengan peluang sembuh 100%.
Salah satu deteksi dini yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
pap smear. Lendir contoh serviks akan diambil kemudian dioleskan pada
kaca obyek untuk diperiksa di bawah mikroskop. Seorang ahli sitologi
akan menguji sel-sel serviks itu, apakah normal atau tidak.
Terapi yang Diberikan Dokter
Bila ditemukan lebih dini pada stadium ringan, sel kanker itu dapat
dibuang sewaktu dilakukannya pemeriksaan jaringan sel, sehingga tidak
diperlukan pengobatan lain. Untuk stadium awal, dengan telah
ditemukannya perubahan awal sel kanker, pengobatan umum yang diberikan
adalah:
- Cone Biopsi (Conization)
Dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel serviks, termasuk sel yang mengalami perubahan (abnormal).
- Teknik Pembedahan
Membunuh sel kanker dengan cara diathermy menggunakan arus listrik panas LEEP (loop electrosurgical excision procedure), dengan sinar laser (laser surgery), atau pembedahan cara pembekuan (cyrosurgery).
Jika telah dipastikan positif kanker serviks, maka ada beberapa prosedur pengobatan yaitu:
- Pembedahan (operasi) untuk membuang sel kanker. Untuk stadium parah bisa berupa daerah yang terserang kanker, yaitu rahim (uterus) beserta leher rahimnya.
- Penyinaran (terapi radiasi) untuk menghentikan perkembangan sel kanker. Biasanya digunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dilakukan secara internal (bagian dalam tubuh) maupun eksternal (bagian luar tubuh).
- Kemoterapi (chemoterapy) pemberian obat semacam antibiotik untuk membunuh sel kanker.